Beredar video luapan air dari PT Hansae Indonesia Utama Majalengka yang mengakibatkan salah satu kantin milik Phitaloka mendapat reaksi keras dari salah satu Sekertaris Organisasi Ikatan Wartawan Online Indonesia (IWOI) Kabupaten Majalengka Rian alias BetMen, selasa (28/01).
BetMen menilai terjadinya luapan tersebut diakibatkan karena diduga PT. Hansae Indonesia Utama tidak mengindahkan aturan – aturan ketentuan penyelenggaraan penataan ruang termasuk aturan penadah hujan.
BetMen juga menekankan bahwa insiden ini menggambarkan lemahnya pengawasan dari pemerintah daerah terhadap dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh aktivitas perusahaan.
Kejadian ini mengundang perhatian khusus bagi pihak berwenang, terutama pemerintah Kabupaten Majalengka.
“Berharap agar pemerintah melakukan tinjauan ulang terhadap kebijakan dan regulasi yang berhubungan dengan izin operasional perusahaan – perusahaan yang beroperasi di wilayah tersebut.”
Menurutnya, perusahaan harus bertanggung jawab tidak hanya terhadap keuntungan mereka, tetapi juga terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.
Dalam hal ini, Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 14 Tahun 2022 menjadi penting untuk diperhatikan.
Regulasi tersebut menetapkan berbagai ketentuan mengenai pengelolaan ruang dan lingkungan, yang seharusnya diterapkan secara ketat oleh perusahaan.
Jika peraturan tersebut diabaikan, maka akan ada konsekuensi yang merugikan tidak hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi perusahaan itu sendiri.
BetMen merasa perlu untuk menyuarakan aspirasinya demi perbaikan kondisi lingkungan dan keselamatan masyarakat.
Ia berharap bahwa insiden yang menimpa kantinnya bisa menjadi pelajaran berharga bagi pihak perusahaan dan pemerintah.
Keterlibatan masyarakat dalam proses pengawasan dan pengelolaan lingkungan sangat dibutuhkan agar kejadian serupa tidak terulang.
Masyarakat sekitar juga merasa khawatir dengan potensi bencana yang dapat terjadi akibat pengelolaan yang tidak baik ini.
Mereka mengharapkan adanya tindakan nyata dari pemerintah untuk memastikan bahwa setiap perusahaan yang beroperasi di wilayah mereka mematuhi ketentuan yang berlaku dan menjaga keseimbangan lingkungan.
Sebagai langkah awal, perlu adanya kajian komprehensif mengenai dampak lingkungan dari aktivitas PT. Hansae Indonesia Utama Majalengka.
Pemerintah daerah seharusnya melakukan audit lingkungan untuk menilai sejauh mana perusahaan telah memenuhi kewajiban mereka dalam menjaga lingkungan.
Jika ditemukan pelanggaran, maka sanksi tegas perlu dijatuhkan untuk mendorong perusahaan melakukan perbaikan segera.
Perhatian terhadap lingkungan tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab semua pihak, termasuk perusahaan dan masyarakat.
Kerjasama antara semua elemen ini sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan.
BetMen, sebagai perwakilan masyarakat, berharap agar semua pihak dapat bersatu untuk menciptakan solusi yang tidak hanya menguntungkan satu pihak, tetapi juga memberikan manfaat bagi masyarakat luas.
Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup harus ditanamkan sejak dini. Pendidikan tentang lingkungan harus dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah-sekolah untuk memastikan generasi mendatang lebih memahami pentingnya melestarikan alam.
Dengan cara ini, diharapkan masyarakat akan lebih proaktif dalam menjaga lingkungan serta mampu menyuarakan pendapat mereka ketika melihat adanya potensi kerusakan.
Kejadian longsor yang menimpa kantin Pitaloka milik Jopu adalah sebuah pengingat bahwa bencana lingkungan dapat terjadi kapan saja jika pengelolaan tidak dilakukan dengan baik.
Oleh karena itu, evaluasi terhadap praktik-praktik pengelolaan lingkungan di PT. Hansae Indonesia Utama dan perusahaan lainnya di Kabupaten Majalengka menjadi sangat mendesak.
Semua pihak harus bersatu untuk mencegah terulangnya kejadian serupa dan menjamin keselamatan serta kesejahteraan masyarakat sekitar.
